- Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah proses atau teknik untuk mengelola seluruh akibat yang dihasilkan karena adanya perubahan dalam sebuah perusahaan atau organisasi
Dari kutipan Disraeli, manajemen perubahan mengacu pada perubahan yang perlu ditanggapi di pemerintahan, bisa juga diterapkan pada organisasi yang menjelajah bisnis elektronik.
Mungkin tantangan terbesar yang perlu dihadapi oleh perusahan B2B (Bisnis ke Bisnis) dan B2C (Bisnis ke Customer) saat ini mengadopsi praktik e-bisnis adalah bagaimana mengelola perubahan yang diperlukan oleh e-bisnis.
Pertimbangan aspek manajemen dan aspek perubahan yang perlu direncanakan yaitu :
- Penjadwalan – apa tahapan yang cocok untuk memperkenalkan perubahan?
- Penganggaran – bagaimana kita biaya e-bisnis?
- Sumber daya yang dibutuhkan – jenis sumber daya apa yang kita butuhkan?
- Mengelola dampak manusia dari perubahan – apa cara terbaik untuk memperkenalkan skala besar perubahan e-bisnis ke karyawan?
- Teknologi untuk mendukung perubahan e-bisnis
- Berbagai Jenis Perubahan Dalam Bisnis
Nadler dkk. (1995) mengembangkan cara yang berguna untuk mengklasifikasikan jenis perubahan organisasi menggunakan konsep perubahan inkremental serta terputus-putus bersama dengan antisipatif dan perubahan reaktif.
- Perubahan antisipatif terjadi ketika sebuah bisnis atau organisasi membuat pro aktif perubahan untuk meningkatkan efisiensinya atau untuk menciptakan keunggulan dalam persaingan lingkungan (internal).
- Perubahan reaktif adalah respon langsung terhadap perubahan eksternal.
Empat bentuk perubahan organisasi yang berbeda diidentifikasi oleh Nedler et al. (1995) adalah :
- Penyesuaian, adalah bentuk perubahan bertahap ketika tidak ada kebutuhan mendesak untuk perubahan.
- Adaptasi, merupakan tanggapan terhadap suatu ancaman atau peluang eksternal. Misalnya, pesaing memperkenalkan produk baru nah tanggapan itu diperlukan tetapi tidak melibatkan perubahan yang signifikan karena pada dasarnya untuk kompetisi.
- Re-orientasi, merupakan perubahan atau transformasi yang signifikan terhadap organisasi.
- Re-creation. Dalam penciptaan ulang, tim manajemen suatu perusahaan atau organisasi harus melakukan perubahan mendasar pada cara operasinya diperlukan untuk bersaing secara efektif. Contoh :
Di maskapai industri, maskapai penerbangan yang cukup mahal (mapan) harus membuat program perubahan untuk merespon maskapai yang berbiaya rendah, misalnya dengan menekankan kualitas layanan atau melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda daripada maskapai yang berbiaya rendah tersebut.
- Model Untuk Mencapai Perubahan
Ada banyak model proses untuk mencapai perubahan yang dapat diterapkan secara beguna pada manajemen perubahan terkait e-bisnis. Model klasik untuk mencapai perubahan organisasi yang disarankan oleh Lewin dan Schein ini melibatkan tiga tahap :
- Merubah posisi saat ini dengan menciptakan perubahan melalui pendidikan, pelatihan dan motivasi peserta selanjutnya. Merubah posisi saat ini dengan menciptakan perubahan melalui pendidikan, pelatihan, inovasi dan motivasi selanjutnya.
- Mempercepat bergerak dari posisi sekarang dengan mengembangkan dan menerapkan sistem baru.
- Menetapkan kembali dengan menjadikan sistem sebagai bagian yang diterima dari cara organisasi.
- Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan memiliki peran penting dalam e-bisnis karena kesuksesan bisnis sangat penting. Bergantung pada pengetahuan staf tentang semua aspek lingkungan mikro seperti pelanggan, pemasok, perantara, pesaing, dan bagaimana membentuk proses internal untuk memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik.
- Teknologi Untuk Menerapkan Manajemen Pengetahuan
Implementasi aplikasi e-bisnis dapat mendukung manajemen pengetahuan melalui penyediaan berbagai aplikasi yang mendukung lima langkah pengetahuan yang berbeda. Binney (2001) mengidentifikasikan enam kelas aplikasi yang berbeda yaitu:
- Transaksional. Helpdesk dan aplikasi layanan pelanggan.
- Analitis. Pergudangan data dan penambangan data.
- Manajemen aset. Manajemen dokumen dan aset.
- Perkembangan. Meningkatkan keterampilan dan kompetensi staf pelatihan dan e-learning.
- Inovasi dan kreasi. Komunitas, kolaborasi, dan kerja tim virtual.
- Menggunakan Pendekatan Web 4.0 Untuk Manajemen Pengetahuan
Konsep 4.0 seperti jejaring sosial, blog dan microbloggingsemakin banyak digunakan manajemen pengetahuan dalam perusahaan. Berikut pendekatannya yaitu :
- Penggunaan sistem manajemen seperti Microsoft Sharepoint Server untuk mengelola konten intranet.
- Penggunaan jejaring sosial dalam bisnis. Seperti Facebook, Instagram, Twitter dan Whatsapp.