Kampus Budi Bakti

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara Ajak Mahasiswa Mahasiswa Kampus Budi Bakti Kembangkan Koperasi

Bogor, (20/10) Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara selalu antusias saat bertemu mahasiswa enerjik membahas koperasi. Seperti saat bertemu dengan 80 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Budi Bakti Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa, Jalan Parung Bogor, Desa Jampang, Kabupaten Bogor, Jumat 20 Oktober 2023.

Di sana, pria yang karib disapa Kambara ini menjadi narasumber dalam Sharing Session Strategi Digital Marketing. Sekaligus penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Tri Dharma antara Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dan STIM Budi Bakti.

Meski terbilang baru, sekolah tinggi di bawah naungan Yayasan Dompet Dhuafa-Republika nyatanya memiliki mata kuliah koperasi sebanyak 3 SKS. Meski sesi itu mengambil tema digital marketing, para penanya melontarkan pertanyaan tentang praktek Model BMI Syariah.

Kambara : Syarat wajib Indonesia Emas 2045 adalah koperasi harus menjadi soko guru ekonomi nasional.

Seperti Zidan, mahasiswa semester 6 STIM Budi Bakti yang menanyakan apa rencana Kopsyah BMI menyambut Indonesia Emas 2045. Baginya Kopsyah BMI telah banyak memberikan kontribusi positif ke tengah masyarakat.

Jawaban Kambara padat dan jelas, yakni membawa haluan ekonomi Indonesia berdasarkan Pasal 33 UUD 1945. Pasal 33 Ayat (1) UUD 1045 yang menegaskan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”sebagai prasayarat untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan yaitu menjadi Bangsa Indonesia yang Merdeka, Bersatu, berdaulat adil dan Makmur.

”Kalau mau Indonesia Emas, kita harus mengembalikan koperasi sebagai soko guru dan khittah-nya sebagai pondasi ekonomi Indonesia. Di Pasal 33 UUD 1945 jelas menolak penguasaan sumber-sumber vital negara oleh swasta (privatisasi). Dengan begitu, BUMN harus berbentuk koperasi, agar semua masyarakat merasakan manfaatnya. Bukan kapitalisme yang hanya diisi segelintir orang. Karena koperasi yang dicapai adalah manfaatnya bagi masyarakat bukan profit oriented,” terang Kambara.

Salah seorang siswa mengajukan pertanyaan kepada Kambara.

Koperasi yang dicontohkan oleh Bung Hatta adalah koperasi yang mengandung semangat gotong royong adat istiadat Indonesia. Bagaimana ide-ide gotong royong dalam budaya Minangkabau mampu menopang perekonomian masyarakat dan kemanakan Ninik Mamak yang diistilahkan sebagai batobo. Sama halnya dengan adat istiadat Dalihan Natolu di masyarakat Tapanuli yang juga dapat membentuk struktur koperasi yang tahu fungsi dan tugasnya masing-masing. Bila seseorang berada pada kedudukan mora, maka dia lah yang bertanggungjawab sebagai ketua/pimpinan, dan anak boru sebagai pekerja yang bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan.

”Hal-hal ini yang harus kita munculkan dalam semangat berkoperasi di Indonesia. Koperasi yang sangat Indonesia. Hal itu saya sampaikan di depan Rektor dan Civitas Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN) Jatinangor,” jelasnya.

Kambara juga menghubungkan kapitalisme dengan fenomena judi online yang marak saat ini. Sumber kebahagiaan dalam sistem kapitalsime adalah materi. Kapitalisme menjadikan materi atau uang di atas segalanya. Tak perduli caranya salah dan merugikan orang banyak. Sehingga persepsi inilah yang kemudian membentuk masyarakat yang menghamba pada uang atau ingin cepat kaya secara instan. Cara cepat itu berjudi.

Rektor STIM Budi Bakti Rina Fatimah dan Presdir Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara usai menandatangani MoU Tri Dharma.

Diketahui, perputaran uang pada kegiatan judi online di Indonesia sangat besar. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan estimasinya perputaran uang judi online menyentuh angka Rp 350 triliun. Uang tersebut tersimpan di Kamboja dan Filipina.

 ”Tidak ada yang kaya dengan berjudi, kalau mau kaya, nggak mungkin ada kampus ini. Mulai saat ini mari tinggalkan praktik perjudian online atau perjudian secara langsung,  karena sejatinya keuntungan dari perjudian adalah sebuah harta yang haram karena di hasilkan dengan cara yang batil dan dipastikan tidaklah ada keberkahan di dalamnya,” jealsnya

Kambara kemudian mengenalkan holding Koperasi BMI Grup. Ada 3 koperasi primer di Koperasi BMI Grup yakni Kopsyah BMI (Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia), Kopmen BMI (Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia) dan Kopjas BMI (Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia) yang disinergikan lewat Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia.

”Di Kopjas BMI Divisi konstruksi, ada program umroh di tour and travel. Di Kopmen, kita ada sepeda listrik dan handphone, kami mengajak adik-adik bisa ikut ke dalam bisnis ini.  Kami memberikan fee untuk adik-adik mahasiswa, ada keuntungan yang kita sharing,” kata Kambara yang disambut antusias oleh mahasiswa.

Kambara : Koperasi itu memberikan manfaat untuk anggota dan masyarakat.

Kemudian, Kambara menjelaskan tentang Model BMI Syariah yang dimulai dari sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. “Lima instrumen sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi ini kita lakukan untuk membangun 5 pilar antara lain ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spiritual” Kambara memaparkan tentang Model BMI Syariah yang dikembangkan Kopsyah BMI.

Kambara juga mengingatkan, bahwa membangun koperasi syariah wajib mempraktekkan nilai-nilai sosial (social value). Kopsyah BMI punya gerakan Gassiteru kepanjangan dari gerakan sedekah Rp3.000 seminggu. Rp1.000 untuk infak, dan Rp2.000 untuk wakaf.  Dari Gassiteru, Kopsyah BMI telah membangun 168 rumah gratis untuk non anggota. Dari wakaf Rp2.000 seminggu, BMI telah mengumpulkan Rp32 miliar.

”Kami telah menyerahkan 441 rumah gratis. Dan itu nilainya Rp31,5 juta sampai Rp60 juta untuk satu rumah. Kita punya gerakan Gassiteru, yang dari wakafnya mencapai Rp32 miliar. Inilah koperasi, gerakan gotong royong dalam QS Al Maidah ayat 2 untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Kenapa kemudian, sampai hari ini kita masih bertahan. BMI lebih dari sekedar koperasi,” paparnya. 

Foto bersama usai acara.

Agar pengaruh sosial dan pemberdayaan Kopsyah BMI diketahui oleh masyarakat. BMI membangun tim digital marketing. Tim ini meliputi content creator, admin media sosial dan analisis data (litbang). ”Kami juga punya web berita sendiri yakni klikbmi.com, belasan akun media sosial dengan banyak platform sampai pembuatan video di Youtube. Ini harus kita sampaikan, agar masyarakat memahami koperasi yang baik dan benar seperti apa,” jelas Kambara.

Sementara Rektor STIM Bakti Budi Rina Fatimah menyampaikan kerjasama ini untuk meningkatkan tri darma pengabdian perguruan tinggi dan menjadi sarana penelitian mahasiswa di Kopsyah BMI.

”Kita ingin belajar banyak dari Kopsyah BMI seperti apa membangun koperasi. Karena kami punya rencana membangun koperasi di Zona Madina ini. Dengan koperasi itu, banyak mahasiswa yang terbantu dalam hal ekonomi atau memenuhi uang kuliahnya,” tandasnya. (togar/humas)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top