Mengenal 9 Jenis Market Anomalies
Oleh Aza El Munadiyan, S.Si, MM, AMIPR
Sejumlah anomali telah ditemukan yang mempertanyakan validitas EMH dan melanggar konsep efisiensi pasar yang menyatakan investor tidak bisa memprediksi harga dan tingkat pengembalian saham. Padahal pada kenyataan dan temuan data terjadi anomali yang berulang pada waktu-waktu tertentu. Anomali tersebut diantaranya :
- January effect
Bukti empiris menunjukkan bahwa kinerja pasar relatif baik selama bulan Januari.
- Monday effect
Setelah akhir pekan harga pasar cenderung dibuka pada level yang lebih rendah.
- Size effect
Perusahaan yang lebih kecil cenderung mengungguli pasar, menunjukkan bahwa berinvestasi dalam portofolio yang berukuran lebih kecil merupakan strategi investasi yang baik.
- Price-earning ratio
Perusahaan dengan rasio P/E rendah memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada portofolio P/E yang tinggi.
- Book-market ratio
Fama dan French (1992) menemukan bahwa rasio book-to-market adalah prediktor kuat dari rata-rata pengembalian. Perusahaan dengan rasio book-to-market yang lebih tinggi memiliki pengembalian bulanan yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan rasio yang lebih rendah.
- The Briloff effect
Abraham Briloff menganalisis pengaruh harga saham terhadap informasi dan menyimpulkan bahwa harga saham tidak secara penuh mengungkapkan informasi yang tersedia di pasar.
- Value line
Harga sekuritas akan terus naik setelah value line menempatkan rating perusahaan pada urutan tertinggi.
- Post announcement drift
Bukti empiris menunjukkan bahwa harga tetap bertahan untuk beberapa waktu setelah pengumuman awal yang tidak sesuai dengan EMH dimana harga akan langsung menyesuaikan dengan informasi.
- Overreactive market: Contrarian strategy
Perusahaan dengan kinerja investasi buruk mengungguli perusahaan dengan kinerja investasi terbaik selama periode Tahun berikutnya.