Jika Soichiro Honda anak tukang bengkel sepeda mampu mendirikan raksasa Honda, maka kisah Sakichi Toyoda tak kalah heroik. Toyoda dikenal sebagai bapak penemu Jepang, karena banyaknya penemuan yang ia hasilkan. Toyoda lahir 14 Februari 1867 di Shizouka, Jepang, ayahnya adalah seorang tukang kayu yang hidup dalam keterbatasan.
Sejak remaja Toyoda telah menghasilkan beberapa penemuan, dan yang terpenting adalah penemuannya di bidang mesin tenun. Ia menemukan mesin tenun dengan sistem otomatis. Dari sinilah ia kemudian merintis industri mesin tenun. Dalam usahanya, Toyoda mengembangkan konsep ‘5 Mengapa’.Ketika mendapati masalah, ia bertanya ‘mengapa’ demikian berulang 5 kali dan mencoba mencari sumber masalah. Konsep ini digunakan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas.
Pada November 1926, Toyoda mendirikan perusahaan Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. sesuai bidang yang memang ia tekuni. Pada tahun 1933, dibentuklah divisi mobil sebagai bagian dari industri tekstil Toyoda. Hingga kemudian Hak Paten dari mesin tenun otomatis temuannya dijual kepada perusahaan Inggris, Platt Brothers & Co. Ltd. Hasil penjualan hak paten inilah yang dijadikan sebagai modal pengembangan divisi otomotif. Divisi ini banyak dikendalikan oleh Kiichiro Toyoda. Karena Sakichi Toyoda meninggal pada 30 Oktober 1930 di Jepang.
Pada tahun 1934, Toyoda mampu merampungkan mesin dan membuat prototipe mobil penumpang pertama dengan nama A1. Selain itu Toyoda juga membuat truk dengan model G1. Mobil pertama buatan Toyoda baru diluncurkan pada 1936 dengan nama AA. Mobil ini hadir dengan konsep mobil rakyat, dan dengan konsep inilah kelak Toyoda (Toyota) mampu merajai industri mobil di seluruh dunia.
Pada 27 Agustus 1937, divisi otomotif dipandang telah mampu mandiri. Maka sejak itu dipisahkan dari industri utama yang bergerak di bidang tekstil. Penyebutan Toyoda dipandang kurang familier, maka dengan alasan agar lebih mudah diucapkan, kemudian diganti dengan nama Toyota. Inilah cikal bakal Toyota Motor Co. Ltd dan sekarang menjadi Toyota Motor Corp.
Berbeda dengan kisah Honda yang berulang kali pabriknya hancur akibat perang. Toyota agak lebih beruntung. Ketika terjadi perang Dunia ke 2 dan Jepang di bom dengan bom atom yang meluluh-lantakan Hiroshima dan Nagasaki, membuat Jepang lekas mengalah pada sekutu. Sehingga rencana pengeboman ke Aichi di Jepang bagian tengah urung terjadi. Di sanalah pabrik Toyota berdiri.
Selamatlah pabrik Toyota, dan usai perang dengan kondisi pabrik masih utuh mereka memproduksi mobil penumpang Model SA pada 1947 dengan produksi mencapai 100 ribu/tahun.
Dengan kemampuannya kini, Toyota telah menjelma menjadi industri raksasa dan menempati peringkat ketiga industri mobil dunia. Mereka berhasil memproduksi setidaknya satu mobil dalam enam detik. Bahkan kini Toyota telah menggeser posisi General Motor (GM) sebagai produsen kawakan di AS. Pemerintah kota di AS lebih tertarik mengajukan diti untuk penanaman investasi di AS kepada Toyota. Mereka tak peduli lagi bahwa Toyota merupakan saingan GM sebagai pabrikan asli AS. Bahkan konsumen pun kini tak peduli lagi bahwa mereka memilih Toyota sebagai pesaing GM.
Kualitas dan inovasi Toyota telah memikat banyak orang untuk terus bersama, memilih Toyota.