Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan hingga saat ini. Walaupun kini telah ada internet namun buku sebagai sumber bacaan utama belum tergantikan. Alasanya, jika internet dengan bergam berita dan tulisanya hany mengupas suatu hal dengan singkat jelas dan padat berbeda dengan buku yang mengulas secara mendalam panjang lebar.
Namun, data UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Hanya 0,001 persen atau dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Bahkan, Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) 2019, ternyata ada korelasi yang kuat antara akses terhadap buku yang rendah dan budaya membaca di Indonesia. Artinya akses terhadap buku masih sangat kurang. Akibatnya minat baca menjadi rendah. Kondisi ini kemudian terkonfirmasi pada sebuah hasil riset berjudul World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity. Riset ini mensintesis dua jenis variabel yaitu tes prestasi baca tulis (PIRLS dan PISA) dan karakteristik perilaku melek huruf (populasi, surat kabar, perpustakaan, tahun sekolah) menempatkan Indonesia diperingkat 60 dar 61 negara yang diriset. Posisi Indonesia dibawah Thailand (59), Malaysia (53) dan Singapura (36).
Jumlah buku baru masih kurang
Salah satu rendahnya minat baca di Indonesia bisa dijelaskan dari data-data berikut ini. Data yang dipublikasikan oleh London Book Fair 2019, Indonesia merupakan negara yang paling aktif menerbitkan buku di antara negara-negara anggota ASEAN. Setiap tahun setidaknya ada 30 ribu judul buku yang diterbitkan di Indonesia. Malaysia berada di posisi kedua dengan 19 ribu judul buku, Thailand di posisi ketiga dengan 17 ribu judul buku dan, Singapura di posisi keempat dengan 9.952 judul buku per tahun.5 Namun, jumlah buku terbitan Indonesia masih jauh dibandingkan dengan India 60.000, dan China sekitar 140.000 judul buku per tahun.6 Bahkan Amerika Serikat tercatat sebagai industri penerbitan terbesar di dunia menurut laporan Kelompok Studi Industri Buku (BISG) menerbitkan 300.000 judul baru per tahun diluar karya yang diterbitkan sendiri. Forbes pernah merilis 600.000 judul buku baru dan Nick Morgan 1.000.000 buku yang diterbitkan setiap tahun. Perkiraan jumlah total terbitan buku Indonesia merujuk data jumlah buku yang terbit setiap tahun masih sangat kecil jika dipandingkan dengan jumlah total buku yang saat ini beredar di dunia. Google pada tahun 2010 pernah merilis perhitungan mengenai jumlah buku di dunia yang mencapai 129,864,880 judul buku7.
Bandingkan dengan jumlah pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 telah mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Maka tak heran kini buku semakin langka di baca.