Pandemi Covid-19 belum juga berakhir sedangkan kegiatan perkuliahan harus terus berlangsung. Namun, selama 2 tahun pandemi ini beragam tantangan dan model dalam kegiatan pembelajaran kuliah. Mulai dari semua daring kemudian kini mulai berkembang model campuran (hybrid) yaitu daring dan luring. Berikut ini 3 tantangan dan tips perkuliahan secara hybrid.

3 Tantangan dan tips kuliah hybrid
A. Bagaimana menjadikan mahasiswa aktif?

Saat kuliah hybrid, sulit untuk membuat mahasiswa menjadi aktif dalam proses perkuliahan. Untuk itu Kiki berpendapat, dosen harus kreatif dalam proses pembelajaran.

Salah satunya bisa dengan dengan memberikan materi yang menarik. Hal ini penting karena saat kuliah online, seorang dosen tidak bisa melakukan cara yang sama ketika kuliah konvensional.

“Kalau kita kuliah tatap muka biasa, kita bisa memperhatikan bahasa tubuh mahasiswa dan dapat menggiring kelas untuk fokus. Sementara ketika menggelar sinkronous, kita harus memastikan pembelajaran berlangsung maksimal,” ujar Kiki yang dikutip dari laman Universitas Padjajaran.

B. Membuat konten kuliah yang menarik
Kiki menjelaskan banyak dosen yang tidak siap memberikan konten pembelajaran untuk kuliah daring. Menurutnya hal ini juga berhubungan dengan hak kekayaan intelektual yang dimiliki orang lain.

Tipsnya yaitu dosen harus mengkreasikan konten dengan baik dan juga memperhatikan konten milik orang yang diambil. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar yang kreatif dan inovatif.

Dengan membuat hal tersebut, mahasiswa menjadi lebih aktif berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (student centered learning). Haasilnya kuliah hybrid bisa lebih menarik saat diikuti.


C. Saat kesulitan mengakses kuliah daring
Permasalahan yang sering terjadi saat kuliah daring adalah kurangnya titik akses teknologi modern. Dosen sering kali kesulitan memastikan apakah mahasiswanya memiliki akses internet yang baik atau tidak.

“Kita harus punya tools yang bisa memperkirakan itu sehingga jaringan kita bisa lebih siap,” imbuh Kiki.

Kiki memaparkan saat ini Ditjen Dikti sedang menyusun Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) terbaru. Di dalam standar itu, kuliah akan dilaksanakan dalam tiga model yaitu jarak jauh, tatap muka, dan hybrid.

Dengan adanya SN Dikti terbaru tersebut, Ditjen Dikti meminta agar setiap perguruan tinggi menyiapkan akses yang memadai bagi pembelajaran sepanjang waktu, baik untuk dosen dan mahasiswa dimanapun mereka berada.

“Perguruan tinggi harus menjamin akses pembelajaran saat kuliah hybrid, baik dosen dan mahasiswa dari manapun mereka berada bisa dilakukan sepanjang waktu. Artinya jika ada perpustakaan yang masih belum mengizinkan akses dari luar kampus, mestinya kita harus atur sedemikian rupa,” ujar Kiki


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *